• Home
  • About and Contact Me
  • Disclosure

Flying Without Limit

Stories from simple life

Kenangan dalam Handphone Pertama

June 28, 2020 Opinion

Kapan pertama kali kamu mendapatkan handphone pertama?

Kali ini, aku dan Kak Zelie akan cerita soal ponsel pertama. Cek blog Kak Zelie untuk tahu cerita serunya.

Handphone pertama

Aku mendapatkan ponsel pertama di kelas 9 semester 2. Sudah dekat kelulusan, ya?

Di zamanku, ada yang sudah mendapatkan ponsel sejak SD. Ponsel kamera pun sudah populer.

Namun, aku justru mendapatkan ponsel di semester terakhir SMP. Walau begitu, setidaknya masih ada waktu untuk bertukar nomor ponsel dengan teman-teman SMP. Masih ada waktu untuk meracau ini-itu via sms sepulang sekolah.

Monokrom Penuh Cerita

Ponsel pertamaku adalah Nokia 3315. Yup, ponsel monokrom.

Ponsel itu lungsuran dari sepupu yang sudah kuliah. Rasanya … senang-senang saja, sih.

Teman-teman dekatku tipe yang sangaaaat sederhana. Jadi, aku pun fine apa adanya. Lagipula ponsel semacam itu melindungi dari berbagai macam masalah. Hah, jadi kangen si ponsel!

Sayangnya, sekangen-kangennya dengan ponsel jadul monokrom, aku nggak yakin bisa kembali beralih kepadanya. Mana bisa aku tuh hidup tanpa internet? Bukan apa-apa, internet memurahkan banyak hal. Dengan internet, Rp25.000 bisa cukup untuk komunikasi sebulan, ‘kan?

Kembali ke cerita kenangan.

Walau aku baru mendapatkan handphone pertama di semester akhir, bukan berarti aku gaptek kok. Aku biasanya menggunakan ponsel Bapak untuk berkomunikasi dengan teman. Sebatas teman sekelas supaya mudah mengenai tugas. (Teman-teman dekatku kebanyakan dari luar kelas).

Begitu mendapatkan ponsel pribadi, barulah area komunikasi semakin luas. Obrolan seputar hal di luar sekolah makin banyak. Tentunya, sudah bisa juga berkomunikasi dengan teman-teman di luar kelas.

Aku biasanya pulang bersama 3 orang teman. Rumah kami sejalan. Hanya saja, aku perlu naik angkot lagi.

Begitu sampai rumah, mulailah obrolan-obrolan “ajaib”. Padahal baru juga ketemu beberapa saat lalu, tapi ada saja sesuatu untuk di-sms-kan.

Akhirnya

Akhir kehidupan Nokia 3315-ku adalah di kelas 10.

Air dari tempat minum tumpah di dalam tas. Cukup untuk menggenangi ponsel.

Awalnya, dia memang nggak berfungsi setelah kejadian. Aku pun dibelikan ponsel baru. Beruntungnya, sang 3315 bisa hidup lagi. Bisa dipakai lagi.

Namun, seiring waktu, tibalah saatnya …

Aku masih menyimpan handphone pertama tersebut sampai sekitar 1-2 tahun lalu. Sayang banget kalau dibuang, ‘kan?

Sekarang, ponsel tersebut sudah nggak bersamaku. Naaaah, aku tuh lupa aku kemanakan. Tapi, kayaknya sih aku kirim ke EwasterRJ.

Barang-barang elektronik yang nggak terpakai biasanya aku kirim ke sana. Tapi, yah, saking banyak yang aku kirim, aku lupa apa saja yang kukirim. Entah termasuk si 3315 atau nggak.

Jadi, memang pada akhirnya aku melepaskan ponsel itu. Bukan karena nggak sayang lagi. Lebih karena sudah saatnya dilepaskan.

Aku mempunyai 2 ponsel lama dan aku merasa menyimpan salah satu saja cukup. Jadi, yang aku pertahankan adalah Zyzyl.

Tentang Komunitas EwasterRJ. Komunitas tersebut mengelola sampah elektronik. Jadi, barang-barang elektronik yang sudah tidak terpakai, tetap bisa dikelola oleh mereka.

Kalau kamu mau mengirimkan sampah elektronik juga, cek saja Instagram @ewasterj.

Jangan buang barang elektronik sembarangan, ya! Bahaya!

Barangkali ada yang penasaran dengan penampakan si 3315. Ini dia:

View this post on Instagram

Penyimpan kenangan. Salam kenal, Kak @bhimomoza. 😊 #bukan_asaljepret #baj_giveaway231 @bukan_asaljepret @almirasachi @hananoyuri @falina_bubumoto

A post shared by Afifah Mazaya (@afifahmazaya) on Jan 9, 2018 at 3:09am PST

Casing awalnya hitam, tapi aku ganti menjadi seperti itu.

Jadi, ada cerita apa soal ponsel pertamamu?

13 Comments Categories: Opinion
Share :

Comments

  1. Mugniar says

    June 29, 2020 at 4:35 pm

    Saya gak ingat merek HP pertama apa haha. Payah deh padahal jarang juga ganti HP. Kalau rusak baru diganti.

    Reply
  2. thya says

    June 29, 2020 at 4:41 pm

    handphone pertamaku Smp kelas 2 kalo gak salah. pakai nokia tapi lupa tipe apa.. haha.. pun jaman itu belum ada koneksi ke internet gitu. jadi cuman smsan aja sama telpon bisanya. kamera juga belum ada.. huhu

    Reply
  3. Mechta says

    June 30, 2020 at 4:49 pm

    Wah ponsel nya mirip dg punyaku dulu, tapi casingnya kuganti ungu..hehe..
    Oya, aku penasaran dg EwasterRJ itu..apakah hanya terima barang elektronik, atau juga batu batteray?

    Reply
    • Afifah Mazaya says

      July 1, 2020 at 6:56 am

      Terima barang elektronik termasuk baterai, Mbak

      Reply
  4. Dizaz says

    June 30, 2020 at 8:48 pm

    Ponsel pertamaku zaman sudah kerja, tapi lupa mereknya apa, padahal masih bisa dihitung jari ganti ponsel, kenangannya malah menghilang, hiks.
    Penasaran juga Ewaster RJ ini, kepoin IGnya juga ahh.

    Reply
  5. Linimasaade says

    July 1, 2020 at 5:33 am

    Rata-rata merk hp Nokia ya mbak. Saya pertama punya hp kelas 2 smp semester 2 itu juga hp Nokia yang rongtonenya nocturnal coconut kayak gitulah Nokia dengan ciri khasnya heheh.

    Reply
    • Afifah Mazaya says

      July 1, 2020 at 6:55 am

      Nokia sejuta umat banget, ya

      Reply
  6. herva yulyanti says

    July 1, 2020 at 8:39 am

    aku punya HP kelas 3 SMA mba itupun merk NOKIA lupa serinya hahaha sementara kawan2ku udah punya sejak kelas 2 SMA zaman dulu kan masih hitsnya kalau ada apa2 pake telepon rumah lalu muncul HP mau ga mau beli deh pdhl yang sms juga dia lagi dia lagi dan HP pertamaku bertahan sampe aku kuliah baru pas semester akhir aku punya uang drai beasiswa bisa beli hp lain wkwk pdhl keypannya wes susah ga bisa tekan spasi duh jadi pengen cerita ini juga :p

    Reply
  7. lendyagasshi says

    July 1, 2020 at 9:00 am

    Aah…sampah elektronik ini seringkali jadi polemik yaa…
    Kalau dijual juga gak diberi harga yang sesuai.
    HP pertamaku Nokia berapa yaa…? Hhaha…lupa. Tapi masih inget nomernya, karena masih aku pakai sampai sekarang.

    Reply
  8. Indah Nuria says

    July 1, 2020 at 10:22 am

    Hp pertama aku apa yaa.. lupaaa hehehe. Udah lama banget! Mungkin Nokia pisang atau T-10 Errikson ya? Pokoknya yang sejaman dengan itu hehe

    Reply
  9. Bundabiya.com says

    July 1, 2020 at 11:26 am

    wakakak hape pertamaku juga nokia gede, mbak. 3310 atau 3315 atau berapa ya.. pokonya yang gede gitu tahan banting. baru deh agak gedean pakai yang polyphonic 😀

    Reply
  10. Lubnah lukman says

    July 1, 2020 at 2:19 pm

    hape pertama saya sony erikson heheh itupun dikasi bapak saya.. yang serunya setiap ngangkat telpon antenanya dipanjangin dulu hahhaha…

    Reply
  11. Bundabiya.com says

    July 7, 2020 at 5:16 am

    Wkwk nokia 3315 emang tangguh ya, kena siram air aja hidup lagi. Gak ada apa2nya sih ponsel2 pinter zaman sekarang ini dulu aku juga suka main2 ama bikin lagu di hape 😀

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Afifah Mazaya

Health & environment enthusiast | Foodaholic | Bibliophile | So-called traveller | ISFJ-T | afifahmazaya@gmail.com

Categories

  • Advertorial
  • Culinary
  • Health
  • Opinion
  • Reportage
  • Travel
  • Uncategorized

Contact

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter

Most Viewed

  • Anyang-anyangan Saat Haid: Cuma Masalah Sepele?
  • Belajar Menggambar dengan MediBang Paint, Aplikasi Menggambar di Android
  • Aku Ingin Terbang Tanpa Batas
  • Poster Corona Ada Banyak di Canva. Sudah Lihat?
  • Hidup Sederhana: Jalani Hidup Apa Adanya, Terus Berkembang

Looking for Something?

Member of

Design by SkyandStars.co
Back Top